Waspada Skema Investasi Rawan Penipuan: Pelajaran dari Skandal eFishery dan Tanihub!

Skandal yang melibatkan perusahaan startup eFishery dan Tanihub kini menjadi perhatian besar, tidak hanya karena dampaknya terhadap dunia finansial, tetapi juga sebagai peringatan bagi investor yang tergoda dengan skema investasi rawan penipuan yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat.

Investor sekaligus CEO Bhumi Varta, Martyn Terpilowski mengingatkan agar investor lebih berhati-hati terhadap investasi yang terlalu menjanjikan.

Dalam wawancara di Bloomberg Technoz Podcast pada Selasa (26/2), ia menegaskan bahwa skema investasi rawan penipuan yang tampaknya “terlalu baik untuk menjadi kenyataan” sering kali memang memiliki potensi untuk merugikan.

Terpilowski menyoroti kenyataan bahwa banyak orang kehilangan tabungan mereka akibat investasi yang ternyata berujung pada penipuan. Ironisnya, sejumlah besar investasi yang gagal ini melibatkan institusi besar, yang seharusnya memiliki sistem pengawasan yang lebih ketat.

“Apa yang terjadi dengan eFishery, misalnya, menunjukkan betapa rapuhnya skema investasi yang tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang,” ujar Martyn.

Ia juga menilai sistem pendanaan startup saat ini mendorong pertumbuhan yang tidak sehat. Banyak investor dan venture capital (VC) berfokus pada keuntungan cepat tanpa memperhatikan keberlanjutan jangka panjang bisnis yang mereka danai.

Dalam kasus eFishery, tekanan terhadap perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang cepat justru berujung pada manipulasi keuangan yang merugikan banyak pihak. Lebih lanjut, Terpilowski menyayangkan minimnya regulasi yang mengatur industri investasi.

“Di dunia hukum, profesionalisme diawasi dengan sangat ketat, namun di dunia investasi, aturan yang ada tidak seketat itu. Banyak individu dengan sedikit pengalaman memegang kendali atas dana besar,” tambahnya soal skema investasi rawan penipuan.

Ia mencontohkan para pengelola hedge fund terbesar di Asia yang biasanya berusia 50-an dan telah bekerja lebih dari 20 tahun di bank investasi sebelum mendapatkan modal.

Kasus eFishery, yang terungkap menggelembungkan pendapatan dan laba, serta melaporkan kerugian sebesar US$152 juta, adalah contoh nyata dari bahaya skema investasi yang tidak transparan. Oleh karena itu, Terpilowski mengingatkan agar investor lebih kritis dan memperhatikan faktor keberlanjutan sebelum terjun ke dalam investasi yang berisiko.

Demikian informasi seputar skema investasi rawan penipuan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tuluskarya.Com.