PLTA Kayan Jadi Bukti Komitmen China dengan Indonesia

Sebentar lagi Indonesia memiliki PLTA terbesar se-Asia, yaitu PLTA Kayan. pembangkit listrik ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan China.

Pembangkit listrik tenaga air Kayan atau PLTA Kayan sebentar lagi akan mulai dibangun di Kalimantan Utara. Pembangunan tersebut rencananya akan mulai dilakukan akhir tahun 2019. Pembangkit ini jadi salah satu bentuk komitmen China dengan Indonesia dalam menjalin kerja sama dagang di Asia.

Dilansir dari indonesia.go.id, Cina saat ini memang sedang gencar melakukan kerja sama dengan berbagai negara di Asia. Kerja sama tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan lagi jalur sutera. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara juga menjalin kerja sama dengan China.

Proyek PLTA Kayan senilai 2 milliar dollar AS

PLTA Kayan, komitmen China menjalin kerja sama dengan negara di jalur OBOR (nous.id)

Kerja sama yang terjadi antara China dan Indonesia bermula dari mencuatnya jalur perdagangan internasional, Jalur Sutera. Pada tahun 2013, Pemerintah China memperluas wilayah perdagangannya ke berbagai belahan dunia dengan membuat satu jalan sutera OBOR.

Jalur perdagangan Jalan Sutera OBOR sendiri menghubungkan Cina dengan Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Samudera Hindia. Dengan adanya jalur ini, koridor ekonomi akan dikembangkan. Pengembangan akan memanfaatkan rute rute transportasi internasional yang bergantung pada kota-kota utama di sepanjang rute OBOR.

Tidak hanya itu, China juga bekerja sama dengan negara-negara yang dilaluinya sepanjang rute. Salah satu negara yang dilalui adalah Indonesia. Saat ini Cina memang sedang gencar melakukan kerja sama dengan negara-negara di Asia. Kerja sama tersebut ditujukan untuk menjalin jaringan di wilayah jalur sutera.

Beberapa negara mendapat bantuan dana dari China, misalnya Pakistan sebesar 47 miliar dolar, Malaysia 27 miliar dolar, dan ke Filipina 24 miliar dolar. Di Indonesia sendiri, ada lima kontrak kerja sama yang telah ditandatangani.

Pertama, pengembangan proyek hydropower di Kayan (Kaltara), pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas, perjanjian joint venture pembangkit listrik tenaga air di Sungai Kayan, joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali, dan pengembangan smelter baja.

Seperti yang dilansir dari indonesia.go.id, Luhut menyebut bahwa total nilai investasi China ke Indonesia sebesar 23,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp310 triliun. Termasuk di dalamnya pembangunan PLTA Sungai Kayan.

PLTA Kayan akan dibangun melalui lima tahap karena akan disokong dengan lima unit bendungan. Masing-masing unit mampu menghasilkan listrik yang berbeda-beda. Pembangunan pertama dimulai dari unit bendungan 1.

Bendungan PLTA Kayan 1 diperkirakan mampu menghasilkan listrik sebesar 900 mw. Setelah bendungan pertama selesai, pembangunan dilanjut pada tahap kedua. Bendungan 2 akan berkapasitas 1.200 mw. Kapasitas unit 3 dan 4 memiliki besar yang sama, dengan masing-masing 1.800 megawatt. Bendungan 5 memiliki kapasitas terbesar, yakni 3.200 megawatt.