Belum Nyerah! Pertamina EP Cepu Genjot Produksi Migas dari Wilayah Timur Indonesia
Sebagai pengelola usaha hulu migas di wilayah Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, Pertamina EP Cepu (PEPC) terus memperkuat langkahnya dalam menggenjot produksi migas (minyak dan gas bumi) guna memenuhi kebutuhan pasar global.
Penambahan wilayah kerja baru seperti PHE Masela, PHE North Ketapang, PHE North East Java, dan WK Melati, dengan sebagian besar produksinya berupa gas, menjadi pilar penting dalam peningkatan produksi energi nasional.
Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menegaskan bahwa peningkatan produksi migas saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar industri hulu migas. Dengan fokus yang kuat pada wilayah Indonesia Timur, Pertamina berharap potensi besar yang ada di wilayah tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Harapan peningkatan produksi berada di timur Indonesia, dengan potensi besar yang kami manfaatkan secara maksimal,” ujar Chalid dalam keterangan resmi pada Kamis (19/9).
Menurut Chalid, masuknya wilayah kerja baru di kawasan ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar yang memerlukan kontribusi optimal dari seluruh tim untuk mencapai target yang ditetapkan.
Kinerja Produksi Migas PEPC di Semester I-2024
PEPC yang bertanggung jawab atas Zona 11 (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura), Zona 12 (Jawa Timur), Zona 13 (Sulawesi), dan Zona 14 (Papua), berhasil mencatat produksi minyak sebesar 83.929 BOPD dan gas sebesar 650.450 MMSCFD selama semester I-2024. Selain itu, realisasi lifting minyak mencapai 85.632 BOPD, atau 103,5% dari target RKAP, dan lifting gas sebesar 448.806 MMSCFD, atau 100,6% dari target RKAP.
Di samping itu, cadangan terbukti P1 dari kegiatan eksploitasi migas di Papua sebesar 1.8175 MMBOE didapatkan melalui persetujuan Final Investment Decision (FID) proyek pengembangan Salawati Kompleks fase II, dengan total cadangan sebesar 1.4735 MMBOE.
Wilayah Regional Indonesia Timur memiliki tantangan tersendiri dibandingkan wilayah lainnya. Operasi yang tersebar di berbagai daerah dengan akses infrastruktur yang terbatas memerlukan perencanaan matang dalam aspek keekonomian operasional.
“Operasi hingga ujung timur negeri menuntut kami untuk mempertimbangkan keekonomian operasi secara cermat, mengingat jaraknya yang jauh dari pusat infrastruktur,” tambah Chalid. Namun, dengan strategi yang tepat, Pertamina optimistis bisa terus meningkatkan produksi migas guna mendukung ketahanan energi nasional.
Demikian informasi seputar produksi migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Tuluskarya.Com.