Investasi Indonesia Kuartal III Mengalami Penurunan, Ini Penjelasan BKPM
Kuartal III 2018 Realisasi Investasi Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,6% menjadi Rp 173,8 Triliun, pada periode sebelumnya Realisasi Investasi Indonesia berada di angka kisaran 176,6 Triliun.
Thomas Lembong Kepala Badang Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan kendati realisasi Investasi Indonesia mengalami penurunan tetapi pada sisi realisasi investasi dalam rentang waktu Januari-September 2018 untuk PMDN dan PMA sebesar Rp 535,4 triliun jika dibanding periode sebelumnya, kisaran Rp 513,2 triliun.
Jika melihat data diatas menurut Thomas Lembong bahwa sebenarnya Investasi Indonesi mengalami perbaikan atau peningkatan jika mengacu pada angka diatas yaitu sebanyak 4,3%.
Namun pemerintah tidak mau gegabah dalam mengambil tindakan dan kebijakan nantinya. Thomas menyatakan, turunnya realisasi investasi kuartal III tahun 2018 akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Pemerintah akan mengkaji dan mengevaluasi lagi kebijakan-kebijakan yang dianggap mengganggu stabilitas investasi dan melakukan revisi pastinya.
Selama kuartal III 2018, realisasi PMDN sebesar Rp 84,7 triliun, naik 30,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, yakni Rp 64,9 triliun. Kemudian PMA sebesar R. 89,1 triliun, turun 20,2 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2017, yaitu senilai Rp 111,7 triliun.
Selain itu, BKPM juga mencatat realisasi investasi PMDN dan PMA berdasarkan lokasi proyek lima besar, yakni Jawa Barat (Rp 29,3 triliun, 16,8 persen), DKI Jakarta (Rp 26,2 triliun, 15,1 persen), Banten (Rp 16,1 triliun, 9,3 persen), Jawa Tengah (Rp 14,3 triliun, 8,2 persen), dan Jawa Timur (Rp 11,5 triliun, 6,6 persen).
Kemudian realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha lima besar di antaranya ialah Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 30,4 triliun, 17,5 persen), Listrik, Gas, dan Air (Rp 28,6 triliun, 16,5 persen), Pertambangan (Rp 16,1 triliun, 9,3 persen), Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 13,6 triliun, 7,8 persen), dan Industri Makanan (Rp 13,3 triliun, 7,6 persen).
Adapun lima besar PMA adalah Singapura (1,6 miliar dollar AS, 24,2 persen); Jepang (1,4 miliar dollar AS, 21,2 persen); Hongkong (0,5 miliar dollar AS, 7,6 persen), Malaysia (0,5 miliar dollar AS, 7,6 persen) dan China (0,5 miliar dollar AS, 7,6 persen).